Ganti Judul dan ALt sendiri

Mengenal Aqiqah: Hukum, Waktu, dan Sunnah-Sunnahnya

Aqiqah sesuai sunnah

Sobat ibm, aqiqah merupakan salah satu amalan Sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan ketika lahir seseorang ke dunia. Aqiqah ini sebagai bentuk rasa syukur orang tua atas kelahiran anak mereka. Lalu seperti apa sih aqiqah ini, bagaimana hukumnya dan apa saja Sunnah-sunnah yang bisa dilakukan ketika baru lahir. Yuk kita bahas!

Definisi Aqiqah

Aqiqah merupakan ibadah penyembelihan hewan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas kelahiran seorang anak. Dalam Islam, ‘aqiqah biasanya dilakukan dengan menyembelih kambing atau domba.

Hukum Aqiqah

Hukum aqiqah adalah wajib bagi orang tua, khususnya ayah, yang mendapatkan anugerah seorang anak. Terdapat ketentuan yang berbeda antara anak laki-laki dan perempuan:

Untuk anak laki-laki, disunnahkan menyembelih dua ekor kambing.

Untuk anak perempuan, cukup menyembelih satu ekor kambing.

Hal ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh beberapa sahabat. Salah satunya dari Sulaiman bin ‘Amir ad-Dhabiy yang mendengar Rasulullah bersabda:  

"Bersama (kelahiran) seorang anak laki-laki (ada kewajiban) ‘aqiqah, dialirkan atas kelahirannya darah (hewan kurban), dan dihilangkan kotoran yang ada padanya.” (HR. Ibnu Majah, Bukhari, Abi Dawud, Tirmidzi, dan Nasa'i).

Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha juga terdapat hadis serupa yang memperkuat ketentuan tersebut:  

"Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami menyembelih dua ekor kambing ‘aqiqah untuk seorang anak laki-laki dan satu ekor kambing ‘aqiqah untuk seorang anak perempuan.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi).

Waktu Pelaksanaan Aqiqah

Disunnahkan untuk menyelenggarakan ‘aqiqah pada hari ketujuh setelah kelahiran anak. Jika tidak memungkinkan, dapat dilakukan pada hari keempat belas atau hari kedua puluh satu. Hal ini sesuai dengan hadis dari Buraidah yang menyatakan:  

“‘Aqiqah disembelih pada hari ketujuh atau hari keempat belas atau hari kedua puluh satu.”(HR. Baihaqi).

 Sunnah-Sunnah yang Dianjurkan untuk Dilaksanakan

Beberapa amalan sunnah yang disyariatkan terkait kelahiran anak, yaitu:

1. Tahnik

   Tahnik adalah mengoleskan kurma yang telah dihaluskan pada langit-langit mulut bayi. Amalan ini dianjurkan, sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Abu Musa yang membawa bayinya kepada Rasulullah. Rasulullah menamakan bayi tersebut dengan nama Ibrahim, melakukan tahnik dengan kurma, serta mendoakan keberkahan baginya (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Mencukur Rambut dan Bersedekah

Pada hari ketujuh setelah kelahiran, disunnahkan mencukur rambut bayi dan bersedekah dengan perak seberat rambut yang dicukur. Rasulullah bersabda:  

 “Setiap anak tergadaikan dengan ‘aqiqahnya. Disembelihkan (kambing ‘aqiqah) untuknya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama.”(HR. Ibnu Majah dan Abu Dawud).

 Dari Abu Rafi’, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda kepada Fathimah saat melahirkan al-Hasan:  

“Cukurlah rambutnya dan bersedekahlah dengan perak seberat rambutnya (yang dicukur) kepada orang-orang miskin.”* (HR. Baihaqi dan Ahmad).

3. Khitan pada Hari Ketujuh

 Sunnah lainnya adalah mengkhitan bayi pada hari ketujuh, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah ketika mengkhitankan al-Hasan dan al-Husain pada hari ketujuh kelahiran mereka (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Ash-Shaghir).

Kesimpulan

Pelaksanaan ‘aqiqah tidak hanya sekedar wujud rasa syukur, namun juga melibatkan berbagai sunnah yang memberikan keberkahan bagi anak. Dalam tradisi ini, Islam mengajarkan pentingnya berbagi, perhatian terhadap kesehatan, dan pemberian nama yang baik, serta kesempurnaan sunnah dalam setiap tahapan kehidupan seorang Muslim.


Selengkapnya bisa dibaca di https://almanhaj.or.id/982-aqiqah.html

Posting Komentar